PENGANTAR STUDI
ISLAM
1. Pengertian
Islam
Islam merupakan sebuah
jalan, yaitu jalan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dimana pada
jalan tersebut terdapat batasan-batasan maksimum dan minimum, artinya, apa saja
yang harus kita lakukan minimal dan semaksimal mungkin untuk meraih ridho Allah
tersebut.
Secara bahasa Islam berasal dari
kata salima, berarti selamat, tunduk,
berserah. Yaitu penyerahan diri kepada Allah. Sedangkan secara terminologis
atau istilah Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang
diturunkan Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia,
di mana pun dan kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan
manusia dan aspek ajaran Islam.
Tiga aspek ajaran Islam yakni,
rukun Islam, rukun Iman, dan Ihsan. Rukun Islam adalah, 1) Syahadat, 2) Sholat,
3) Zakat 4) Puasa ramadhan 5) Haji. Sedangkan rukun Islam ada 6 yakni Iman
kepada: 1) Allah, 2) malaikat-malaikat, 3) kitab-kitab, 4) Rasul-rasul, 5) hari
akhir, 6) qada dan qadar. Ihsan adalah sikap selalu mengabdi kepada Allah,
seolah-olah Allah selalu melihat kita.
2.
Islam
Normatif dan Islam Historis
Islam normatif yaitu Islam sebagai wahyu sedangakan Islam
historis yaitu Islam sebagai produk sejarah. Sebagai wahyu Islam yakni wahyu
Ilahi yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW untuk kebahagiaan kehidupan di
dunia dan akhirat.
Sejalan dengan itu Abdullah Saeed
mengelompokan menjadi tiga tingkatan. Tingkatan
pertamaa adalah nilai pokok/dasar.
Tingkatan kedua, penafsiran terhadap nilai pokok tersebut agar dapat
dilaksanakan. Tingkatan ketiga, yakni manifestasi yang bersifat budaya dari
nilai-nilai tersebut. Adapun ajaran Islam menurut Abdullah Saed adalah 1)
mengakui keesaan Allah, dan 2) menegakkan keadilan ekonomi dan social.
Ibrahim M.Abu Rabi’, menjadikan studi
islam menjadi emoat, yakni: 1) Islam sebagai Ideologi, 2) Islam sebagai dasar
teologi, 3) Islam pada level teks dan, 4) Islam pada level praktek.
Islam sebagai ideology system politik
yang berdasarkan kaidah agama Islam ataupun landasan gerakan sekelompok orang,
komunitas dengan mengatasnamakan Islam.
Sementara Islam sebagi dasar teologi berarti berserah kepada satu Tuhan.
Adanya pengakuan terhadap kekuatan super natural dan gaib diluar kekuatan
manusia. Semua agama memounyai kepercayaan adanya kekuatan gaib diluar kekuatan
manusia, karena itu pada tingkatan ini Islam tidak berbeda dengan agama lain,
baik Yahudi maupun Nasrani.
Pada level teks Islam dikelompokan
menjadi tiga level, yaitu: 1) level teks asli berupa Al-Qur’an dan sunnah Nabi
Muhammad SAW yang otentik, 2) pemahaman terhadap teks asli, 3) level praktik
muslim dalam kehidupan nyata sesuai sejarah masing-masing. Pada level teks ini
Islam adalah nash yang dikelompokkan menjadi 2 yakni:
a.
Nash
prinsip, merupakan prinsip-prinsip dalam aplikasinya sebagian telah diformatkan
dalam bentuk yang praktis ketika Nabi
masih hidup.
b.
Nash
praktis-temporal, adalah nash yang diwahyukan untuk menjawab secara langsung
persoalan yang dihadapi masyarakat muslim Arab saat itu.
Dengan kata lain sebagian dari
shari’at Islam berlaku sepanjang masa.
Adapun Islam pada level praktik
adalah Islam yang dipraktekkan muslim sebagai jawaban terhadap persoalan yang
muncul dalam kesehariannya sebagai penganut agama Islam. Maka pada level ini
terjadi alkulturasi antara pemahaman dengan adat yang berlaku dalam masyarakat.
Untuk menjelaskan Islam pada
level praktek perlu dianalogkan dengan posisi nash, baik Al-Qur’an maupun
sunnah nabi Muhammad SAW. Prinsip nash tersebut adalah untuk merespon persoalan
masyarakat Arab dimasa pewahyuan. Posisi Islam yang kita formatkan sekarang
untuk merespon persolan yang dihadapi saat ini. Perbedaan nash dan format
yaitu, bahwa nash diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, sedangkan format dilandaskan
atas nash tersebut. Kita bisa mengambil contoh dari Surat Ibrahim ayat 35 yang
artinya:
“Dan
(ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini
(Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada
menyembah berhala-berhala.”
Kita
bias menganalogikan ayat tersebut dengan persoalan jaman sekarang, yang
dimaksud berhala pada saat itu adalah berhala-berhala yang disembah kaum kafir,
sedangkan berhala saat ini yaitu organisasi-organisasi masyarakat, kekuasaan, suku-suku,
etnis-etnis. Karena kita selalu menganggap bahwa suku kita, etnis kita,
organisasi masyarakat kita yang paling baik, paling benar dan sebagainya.
Sering kali kita menilai bahwa agama atau aliran si A haram, secara tidak
langsung kita telah menTuhankan selain Allah.
Kita
juga dapat mengambil contoh dari Surat Balad, bahwa tugas negara sesungguhya
yaitu:
-
Melepaskan budak dari perbudakan
-
Memberi makan pada anak yatim dan kepada
fakir miskin