Jumat, 28 September 2012

Pengertian Islam


PENGANTAR STUDI ISLAM
1.      Pengertian Islam
Islam merupakan sebuah jalan, yaitu jalan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dimana pada jalan tersebut terdapat batasan-batasan maksimum dan minimum, artinya, apa saja yang harus kita lakukan minimal dan semaksimal mungkin untuk meraih ridho Allah tersebut.
Secara bahasa Islam berasal dari kata salima, berarti selamat, tunduk, berserah. Yaitu penyerahan diri kepada Allah. Sedangkan secara terminologis atau istilah Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan Allah SWT  kepada Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia dan aspek ajaran Islam.
Tiga aspek ajaran Islam yakni, rukun Islam, rukun Iman, dan Ihsan. Rukun Islam adalah, 1) Syahadat, 2) Sholat, 3) Zakat 4) Puasa ramadhan 5) Haji. Sedangkan rukun Islam ada 6 yakni Iman kepada: 1) Allah, 2) malaikat-malaikat, 3) kitab-kitab, 4) Rasul-rasul, 5) hari akhir, 6) qada dan qadar. Ihsan adalah sikap selalu mengabdi kepada Allah, seolah-olah Allah selalu melihat kita.
2.      Islam Normatif dan Islam Historis
Islam normatif  yaitu Islam sebagai wahyu sedangakan Islam historis yaitu Islam sebagai produk sejarah. Sebagai wahyu Islam yakni wahyu Ilahi yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW untuk kebahagiaan kehidupan di dunia dan akhirat.
Sejalan dengan itu Abdullah Saeed mengelompokan menjadi tiga tingkatan. Tingkatan pertamaa  adalah nilai pokok/dasar. Tingkatan kedua, penafsiran terhadap nilai pokok tersebut agar dapat dilaksanakan. Tingkatan ketiga, yakni manifestasi yang bersifat budaya dari nilai-nilai tersebut. Adapun ajaran Islam menurut Abdullah Saed adalah 1) mengakui keesaan Allah, dan 2) menegakkan keadilan ekonomi dan social.
Ibrahim M.Abu Rabi’, menjadikan studi islam menjadi emoat, yakni: 1) Islam sebagai Ideologi, 2) Islam sebagai dasar teologi, 3) Islam pada level teks dan, 4) Islam pada level praktek.
Islam sebagai ideology system politik yang berdasarkan kaidah agama Islam ataupun landasan gerakan sekelompok orang, komunitas dengan mengatasnamakan Islam.
Sementara Islam sebagi dasar  teologi berarti berserah kepada satu Tuhan. Adanya pengakuan terhadap kekuatan super natural dan gaib diluar kekuatan manusia. Semua agama memounyai kepercayaan adanya kekuatan gaib diluar kekuatan manusia, karena itu pada tingkatan ini Islam tidak berbeda dengan agama lain, baik Yahudi maupun Nasrani.
Pada level teks Islam dikelompokan menjadi tiga level, yaitu: 1) level teks asli berupa Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW yang otentik, 2) pemahaman terhadap teks asli, 3) level praktik muslim dalam kehidupan nyata sesuai sejarah masing-masing. Pada level teks ini Islam adalah nash yang dikelompokkan menjadi 2 yakni:
a.       Nash prinsip, merupakan prinsip-prinsip dalam aplikasinya sebagian telah diformatkan dalam bentuk yang praktis  ketika Nabi masih hidup.
b.      Nash praktis-temporal, adalah nash yang diwahyukan untuk menjawab secara langsung persoalan yang dihadapi masyarakat muslim Arab saat itu.
Dengan kata lain sebagian dari shari’at Islam berlaku sepanjang masa.
Adapun Islam pada level praktik adalah Islam yang dipraktekkan muslim sebagai jawaban terhadap persoalan yang muncul dalam kesehariannya sebagai penganut agama Islam. Maka pada level ini terjadi alkulturasi antara pemahaman dengan adat yang berlaku dalam masyarakat.
Untuk menjelaskan Islam pada level praktek perlu dianalogkan dengan posisi nash, baik Al-Qur’an maupun sunnah nabi Muhammad SAW. Prinsip nash tersebut adalah untuk merespon persoalan masyarakat Arab dimasa pewahyuan. Posisi Islam yang kita formatkan sekarang untuk merespon persolan yang dihadapi saat ini. Perbedaan nash dan format yaitu, bahwa nash diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, sedangkan format dilandaskan atas nash tersebut. Kita bisa mengambil contoh dari Surat Ibrahim ayat 35 yang artinya:
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.”
Kita bias menganalogikan ayat tersebut dengan persoalan jaman sekarang, yang dimaksud berhala pada saat itu adalah berhala-berhala yang disembah kaum kafir, sedangkan berhala saat ini yaitu organisasi-organisasi masyarakat, kekuasaan, suku-suku, etnis-etnis. Karena kita selalu menganggap bahwa suku kita, etnis kita, organisasi masyarakat kita yang paling baik, paling benar dan sebagainya. Sering kali kita menilai bahwa agama atau aliran si A haram, secara tidak langsung kita telah menTuhankan selain Allah.
Kita juga dapat mengambil contoh dari Surat Balad, bahwa tugas negara sesungguhya yaitu:
-          Melepaskan budak dari perbudakan
-          Memberi makan pada anak yatim dan kepada fakir miskin